Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Kediri ajak mahasiswa untuk memanfaatkan peluang berwirausaha dan meningkatkan kualitas kearifan lokal kota Kediri di era industri 4.0 melalui acara ‘Ngopi 2.0’, pada Selasa, 29 Juni 2021.

Acara yang dilangsungkan melalui zoom ini menghadirkan Arief Priyono founder SK Coffee Lab dan Berlian Fahruddin mahasiswa Udinus Kediri menjadi narasumber yang memberikan pengalamannya dalam mengelola kearifan lokal dan bisnis.

Selain itu, acara yang bertemakan ‘Indigenous Knowledge Management in Kediri’ dibuka oleh Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Udinus Dr. Abdul Syukur, MM, dan dihadiri oleh Koordinator Program Studi Manajemen PSDKU Kediri, Tri Esti Rahayuningtyas S.E., M.M., serta puluhan peserta yang terdiri dari mahasiswa dan dosen Udinus Kediri.

Dr. Abdul Syukur, MM mengatakan Udinus selalu mendukung kegiatan positif yang dilakukan mahasiswa untuk menambah wawasan serta memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar kampus. “Acara seperti ini menjadi salah satu kontribusi Udinus bersama mahasiswa untuk meningkatkan kualitas pendidikan, serta mendorong mahasiswa lain untuk menjadi insan yang kreatif dan menciptakan inovasi baru yang lebih kreatif untuk mahasiswa dan masyarakat,” ujar Abdul saat memberikan sambutan pembukaan.

Menjadi perguruan tinggi yang unggul di bidang IT dan wirausaha, Udinus selalu berupaya memberikan wawasan kepada mahasiswa untuk menjadi wirausahawan muda di Indonesia. Hal itu dilakukan dengan memanfaatkan berbagai macam peluang,  salah satunya dengan memanfaatkan kearifan lokal yang dimiliki setiap daerah.

Hal ini senada dengan yang disampaikan  oleh Arief Priyono. Dalam materinya ia mengatakan kearifan lokal harus menjadi aset penting bagi sebuah daerah. Menurutnya dengan pengelolaan yang tepat, maka dapat menjadi peluang bagi generasi muda untuk berkarya dan berinovasi.

“Kearifan lokal ini mampu menjadi peluang besar bagi generasi muda. Peluang milenial itu harus dicari, karena milenial harus mampu membaca situasi yang akhirnya dapat dijadikan peluang dalam berkarir sebagai sumber penghasilan,” papar Arief.

Ia juga menjelaskan bagaimana memanfaatkan kearifan lokal dalam membangun sebuah usaha yang dapat menjadi ciri khas suatu daerah. “Manfaatkan berbagai budaya yang ada, misalnya kalian membuka usaha kaos dengan gambar-gambar landmark yang di Kediri. Namun, generasi muda juga harus mampu mempertahankan kearifan lokal tersebut dengan menambah pengetahuan yang dapat diperoleh melalui berbagai sumber,” lanjutnya.

Sementara itu, di dalam acara Ngopi 2.0 itu, Berlian Fahruddin mengajak mahasiswa untuk berani memulai usaha dengan memanfaatkan peluang yang ada. Ia menyampaikan, mahasiswa harus memiliki mimpi sehingga mampu membuka jalan kesuksesan.

“Mewujudkan mimpi itu dengan merancang segala proses yang akan dilalui nantinya. Itu akan memudahkan para mahasiswa setelah terjun ke dunia kerja nantinya,” tutupnya. (Humas Udinus/Nuvia. Foto: Nuvia KHN)