Startup berbasis Software as a Service (SaaS) bernama Kazeem hadir sebagai solusi inovatif untuk membantu pondok pesantren dalam mengelola administrasi. Bahkan aplikasi yang dirancang oleh tim mahasiswa Program Sarjana Sistem Informasi Kediri itu berhasil lolos di Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo 2024 pada bulan November mendatang di Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara.

Lebih rinci, Kazeem dirancang untuk menjawab tantangan yang masih sering ditemui di beberapa pesantren. Seperti sulitnya beradaptasi dengan teknologi terbaru dan minimnya akses informasi bagi wali santri terkait perkembangan studi anak-anak mereka. Hal itu sesuai yang dijelaskan oleh CEO Kazeem, Habib Abdullah Faqih.

Dalam wawancaranya, Habib menjelaskan bahwa masalah administrasi yang kurang efisien kerap menyebabkan waktu pengurus terkuras hanya untuk satu pekerjaan, padahal seharusnya bisa dioptimalkan.

Dalam wawancaranya, Habib menemukan adanya masalah pada sistem administrasi yang kurang efisien dikarenakan kurang melek teknologi.

Dari masalah tersebut, Kazeem menawarkan berbagai keunggulan. Seperti integrasi administrasi, laporan otomatis, komunikasi terpusat, hingga penyimpanan berbasis cloud. Dengan fitur multiplatform dan parsing data otomatis, Kazeem diyakini dapat mempercepat dan menyederhanakan proses administrasi.

“Kami memberikan fleksibilitas dalam pilihan paket, disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan pesantren. Kami melihat masih banyak pesantren yang bergantung pada metode konvensional dalam mengelola administrasi, yang akhirnya memakan waktu dan tenaga yang besar,” ungkap Habib.

Saat ini, Kazeem telah mendapatkan traction dari 10 pesantren di Indonesia, dengan 5 di antaranya sudah menggunakan versi uji coba. Selain itu, startup ini juga berhasil meraih pendanaan dari Kemendikbud Ristek dalam program P2MW serta memenangkan beberapa kompetisi nasional, termasuk National Business Plan Competition B-Startion dan Digcofest.

Kazeem memiliki rencana pengembangan yang ambisius, mulai dari pengembangan fitur tambahan seperti point of sale dan RFID di tahun keempat hingga target ekspansi ke Jawa Timur dan Jawa Tengah pada tahun kelima. Dengan visi tersebut, Kazeem berpotensi menjadi solusi digital terdepan dalam manajemen pesantren di Indonesia.

“Kami masih berada di tahap awal, namun hasil ini menunjukkan bahwa Kazeem adalah solusi yang tepat untuk pesantren,” tambah Habib.

Pembimbing Kazeem, Erika Devi Udayanti, S.Kom, M.CS  mengatakan bahwa Kazeem adalah sebuah terobosan yang sangat dibutuhkan oleh pesantren saat ini. Dengan memanfaatkan teknologi digital, proses administrasi bisa menjadi lebih efisien dan terintegrasi, sehingga memudahkan pengurus pesantren dalam memberikan layanan terbaik bagi santri dan wali santri.  Ia juga menekankan pentingnya pengembangan berkelanjutan dari aplikasi ini.

“Saya optimis Kazeem dapat berkembang lebih jauh dengan menambahkan fitur-fitur yang relevan dan memperluas jangkauan pesantren yang dapat memanfaatkannya,” tambah Erika. (Humas Udinus/Alex. Foto: Humas Udinus)